A. Pengertian Takabur
Takabur menurut bahasa
artinya sombong atau membanggakan diri. Sedangkan menurut istilah takabur
adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang
paling hebat dan benar dibandingkan dengan orang lain.
Takabur atau sombong merupakan sifat yang tercela dan berbahaya. Bagi orang
yang takabur, Allah swt. akan memberi balasan berupa neraka jahanam,
sebagaimana firman Allah swt. :
Artinya: “Maka masuklah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya.
Maka
amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri.”
(QS An Nahl: 29)
Islam sangat melarang umatnya memiliki sifat takabur ( sombong ) karena
kesombongan akan membuka jurang pemisah antara si kaya dan si miskin dalam
lingkungan masyarakat. Disamping itu, kita harus sadar bahwa semua yang kita
miliki hanyalah pemberian dan titipan Allah swt. Oleh karena itu , tidak ada
alasan manusia untuk menyombongkan diri, bahkan sebaliknya kita harus
mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah swt. sebagai nikmat dan
karunia. Dalam QS An-Nisa ayat 36 dijelaskan :
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS An Nisa: 36)
B. Macam-Macam Takabur
Takabur dari segi objek
atau sasaranya terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Takabur kepada Allah swt.
b. Takabur kepada Rasulullah saw.
c. Takabur kepada sesama manusia.
Menurut pandangan tersebut di atas, secara umum takabur dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu :
1) Takabur Batini ( Takabur dalam sikap )
Takabur batini atau batin adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati
seseorang sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti seseorang yang
mengingkari kebenaran yang datang dari Allah swt. padahal dia mengetahui
kebenaran tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang termasuk golongan takabur batin memiliki
sikap, antara lain enggan minta tolong kepada orang lain meskipun ia
membutuhkan serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal
semua persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa
pertolongan-Nya
Allah swt. berfirman :
Artinya : “Kuperkenankan (Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan
hina dina.” (QS Al Mukmin: 60)
2) Takabur Zahiri ( Takabur dalam Perbuatan )
Takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca
indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakan anggota tubuh. Contohnya, riya,
angkuh, dan memalingkan muka terhadap orang lain. Allah swt. tidak menyukai
orang-orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana terdapat dalam Surah
Luqman Ayat 18 berikut.
Artinya : “ janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS
Luqman: 18)
C. Menghindari Perilaku Takabur
Sebagaimana umat islam
yang beriman, kita harus berusaha menjauhi sifat takabur agar tidak tertanam
dalam hati kita. Berikut ini beberapa cara menjauhi sifat takabur, antara lain
:
1. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
2. Menyadari akibat yang ditimbulkan dari sifat takabur
3. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah swt.
Adapun dampak negatif sifat takabur adalah sebagai berikut :
1. Tidak percaya adanya hari pembalasan.
2. Dibenci oleh Allah swt. serta dikucilkan masyarakat.
3. Ingkar kepada kebenaran.
4. Terhalang masuk ke surga.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits Rasulullah saw. :
Artinya : “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat
kesombongan seberat dzarah (Arti
dan Pengertian Sombong Menurut Islam )
Sombong
Sombong atau istilah bahasa
Arabnya Al-Bathar, dalam kamus Lisan Al Arab dikatakan,
bahwa arti dari kata Bathar sama dengan Tabakhtur (takabur). Dan ada juga yang
mengatakan arti sombong di kala mendapat nikmat atau sombong
karena kaya. Orang yang sombong berarti tidak mensyukuri nikmat yang
dianugerahkan kepadanya.
Allah melarang kaum muslimin
berlaku sombong, karena perbuatan ini akan mengakibatkan hal-hal yang telah
tersebut dalam firman Allah berikut ini :
“Dan berapa banyaknya
(penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam
kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang
tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah
pewarisnya”. (QS. 28 : 58).
Penjelasan ayat
tadi mengatakan bahwa Allah menghukum orang-orang yang berlaku sombong suatu
siksaan yang merusak mereka, tidak patut lagi dihuni, kecuali hanya beberapa
saat yang digunakan oleh para mufasir sebagai tempat singgah. Setelah itu, tak
ada seorangpun yang mau mendiami atau memilikinya, karena semuanya adalah
menjadi milik Allah.
Cukuplah kiranya contoh
ayat di atas dapat dijadikan teladan atau perumpamaan bagi orang-orang yang
hendak berlaku sombong, agar mereka mau meninggalkan
kebiasaannya dan kembali meniti jalan yang benar.
Termasuk di antara gejala-gejala
sombong ialah : mengingkari nikmat, terlalu mewah, terlalu berlebih-lebihan,
takabur dan menimbulkan kerusakan di bumi. Semua perbuatan tersebut akibatnya
akan merusak umat apabila tersiar di dalamnya, dan juga dapat merusak setiap
individu atau kelompok masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar